Tampilkan postingan dengan label buah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label buah. Tampilkan semua postingan

KASATMATA.COM – Saat kegiatan belajar mengajar terkesan monoton, maka diperlukan alternatif lain agar kegiatan pembelajaran kembali interaktif. Salah satu upaya yang dilakukan adalah main tebak-tebak dengan pertanyaan; “Buah apa yang bisa terbang?”


Meski terkadang permainan tebak-tebakan semacam ini ada jawaban yang diplesetakan. Jadi pertanyaan Buah apa yang bisa terbang justru terkadang menjebak.


Misalnya pertanyaan “Buah apa yang paling rajin?," jawabannya “Apel Pagi.” Meski demikian bermain tebak-tebakan membutuhkan pemikiran kreatif untuk mencari jawaban yang unik dan lucu. Hal ini dapat merangsang otak dan melatih kemampuan berpikir lateral.


Jadi bermain tebak-tebak adalah salah satu bentuk hiburan yang menyenangkan dan seru. Contoh pertanyaan lagi seperti, “Buah apa yang banyak uangnya?", jawabannya: “Srikaya.”


Tebak-tebakan biasanya sederhana dan menyenangkan. Mereka dapat menjadi hiburan ringan untuk menghilangkan kebosanan atau mengisi waktu luang dengan kesenangan.

Berikut ini jawaban untuk pertanyaan di awal:

1. Buah apa yang bisa terbang?

Jawaban: Buah Naga


2. Buah apa yang paling sopan?
Jawaban: Mangga


3. Buah apa yang banyak dosanya?
Jawaban: Salak-an saja terus


4. Buah yang bikin seneng?
Jawaban: Sunkis


5. Jeruk yang identik dengan tempat wisata dunia?
Jawaban: Jeruk Bali.


6. Buah yang nyeremin?
Jawaban: Timun suri


7. Buah yang paham hukum?
Jawaban: Avocad.


8. Buah yang sering diincar polisi?
Jawaban: Buahndar narkoba.


Jadi, bermain tebak-tebakan adalah cara yang menyenangkan dan bermanfaat untuk menghibur diri dan orang lain, serta melatih kemampuan kognitif dan sosial.***

Ilustrasi foto: Pexels.com/Ian Turnell

KASATMATA.COM - Ketika anda pergi berbelanja ke mall atau pasar tradisional untuk membeli buah untuk anda konsumsi, kemungkinan besar anda akan lebih terkesima dengan penampilan buah impor yang lebih menarik daripada paras buah lokal.


Membanjirnya buah impor yang semakin mengakrabkannya dengan masyarakat Indonesia yang juga dipengaruhi oleh faktor penampilan buah impor yang lebih terkesan cantik
dan menarik untuk dipilih.


Namun kecantikan buah yang bisa mneghipnotis para konsumen itu telah mencederai kepercayaannya terhadap masyarakat, bisa-bisa harapan untuk bisa lebih sehat dengan mengkonsumsi buah justeru melah menyuntikkan penyakit ke dalam diri sendiri.


Hal ini detengarai adanya bahan-bahan yang tidak layak dalam tubuh manusia yang terdapat dalam buah-buahan impor dari luar negeri.


Ternyata penampilan menarik belum tentu berkualitas. Itulah sebabnya mengapa kadang Anda menemui apel yang tampak segar di kulitnya, namun begitu dibuka dagingnya berwarna cokelat bahkan sudah tak mengandung air lagi.


Menurut Kepala Badan Karantina yang dirilis dalam harian SM 18/6/12, Banun Harpini mengatakan,


“Sebagian besar kandungan penyakit ini ditemukan pada buah jeruk dan apel. Bahkan tidak hanya penyakit, pihaknya juga menemukan kandungan residu logam berat dan formalin pada sampel buah impor yang diperiksa selama 2 tahun terakhir. Dan ternyata terbukti mengandung sedikitnya 19 penyakit dan unsur berbahaya.”


Sebelum dipajang di rak-rak toko buah atau supermarket, buah impor ini mendapatkan perlakuan panjang dari negeri asalnya.


Begitu selesai dipanen, buah akan dimasukkan ke dalam gudang. Agar tidak membusuk, buah-buah tersebut diawetkan terlebih dahulu dengan menggunakan lapisan sejenis parafin.


Lapisan lilin ini selain akan menghambat penguapan saat proses pembusukan buah berlangsung, juga bisa membuat penampilan buah menjadi lebih mengkilat sehingga terlihat lebih segar.


Selain penggunaan lilin, pestisida yang menempel pada buah juga bisa mengancam kesehatan.


Biasanya, di perkebunan buah non organik, penyemprotan pestisida lazim dipergunakan beberapa saat sebelum buah dipetik. Tidak heran, ketika dipetik, pestisida masih menempel di kulit buah.


Perlu diwaspadai, buah impor yang rawan kandungan pestisida adalah anggur. Tahukah nada bahwa buah impor yang berasal dari Negara asalnya sana, misalkan saja jeruk mandarin dari Cina, apel dari Wahsington AS, itu tidaklah memakan waktu yang sedikit, terlebih lagi proses di pelabuhan yang membuat semua itu terkadang membutukan waktu hingga sebulan.


Dengan kondisi seperti itu secara sederhana bisa kita cermati atas ketidak mungkinannya dengan kebaikan buah yang dikandungnya.


Atas hal inilah biasanya buah impor oleh produsennya telah ditengarai menggunakan pengawet dari bahan kimia yaitu formalin.


Formalin cenderung rentan terkandung pada buah-buah impor seperti apel, jeruk, pear, dan anggur.


Mengingat proses pengiriman dari negara asal menuju Indonesia membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga begitu buah tiba di tanah air kondisi sudah tak lagi segar. Untuk menjaga kesegaran itulah, buah-buah tersebut diberi formalin.


Edi Susanto, Store Manager Toko Buah ‘Total Buah Segar’ di Jalan Danau Sunter Utara, Tanjung Priok, tak menampik kalau buah-buah impor yang beredar di Tanah Air banyak mengandung bahan pengawet jenis formalin.


“Biasanya buah yang rentan formalin itu buah impor dari USA (Amerika Serikat) dan China seperti apel, anggur, jeruk, dan pear,” katanya.***