KASATMATA.COM
– Industri kecantikan terus mengalami perkembangan dengan adanya berbagai variasi produk makeup dan perawatan kulit/skincare. 


Jakpat melakukan survei untuk mengetahui kebiasaan orang-orang dalam pemakaian produk makeup dan skincare hingga mengidentifikasi merek produk apa saja yang sering digunakan di tahun 2023.


Laporan yang melibatkan lebih dari 2000 responden ini membahas tren makeup dengan seluruh responden perempuan, serta tren skincare dengan responden perempuan dan laki-laki.


Hasil survei menunjukkan 86% Gen Z menganggap penggunaan skincare lebih penting daripada makeup. 


Generasi ini juga menilai skincare adalah investasi (97%) dan tak masalah bila bepergian tanpa mengenakan makeup (83%).


Tren Makeup

Pada 2023, orang cenderung menggunakan lebih sedikit produk makeup. Para responden wanita Gen Z cenderung menggunakan 5 produk makeup pada 2022 dan 4 produk pada 2023. 


Lima produk yang digunakan adalah BB cushion, bedak tabur/loose powder, maskara, lip balm, dan lip tint. 

“Berkaca dari data 2022 vs 2023 terlihat bahwa ada kecenderungan konsumen mengurangi varian produk makeup, dan di saat yang sama varian produk skincare yang digunakan tetap sama banyaknya. Dari sini terlihat bahwa saat ini konsumen, khususnya gen Z, sudah mulai sadar dan tahu lebih banyak tentang perawatan kulit, proses penuaan, dan penyebab stres dibandingkan generasi sebelumnya,” ucap Head of Research Jakpat, Aska Primardi.


Ia menilai, tren ini bisa menjadi peluang bagi pemilik produk/brand makeup untuk mengembangkan produknya menjadi skincare sekaligus makeup, seperti yang sudah dilakukan oleh beberapa brand dalam beberapa tahun terakhir. 


“Sehingga nantinya produk tersebut tidak hanya sekadar bagian dari makeup dekoratif yang mempercantik penampilan setiap perempuan, tapi juga menjadi produk skincare makeup yang dapat merawat dan menyehatkan kulit wajah,” tambah Aska.


Tren Skincare

Soal skincare, ternyata produk yang digunakan rutinitas penggunaan skincare di malam hari lebih banyak daripada pagi hari. 


Morning skincare routine pada responden wanita Gen Z cenderung melibatkan lima produk: pembersih wajah/facial wash, toner, pelembab/moisturizer, tabir surya/sunscreen, dan serum. 


Sementara di malam hari, mereka menggunakan 6 produk: micellar water, facial wash, toner, serum, moisturizer, dan perawatan jerawat/acne spot treatment.


Sementara, pria Gen Z umumnya menggunakan 2 produk skincare di pagi hari dan 4 produk skincare di malam hari.


TikTok menjadi sumber informasi dari 85% Gen Z terkait informasi produk kecantikan, baik skincare maupun makeup. 


Sebanyak 52% dari generasi muda ini mencari informasi dari pemengaruh media sosial (social media influencer). Mereka juga mencari rekomendasi dari keluarga atau orang-orang terdekat (35%).***


KASATMATA.COM
- Gerakan TurunTangan menyelenggarakan Ayo Pulang di Pendopo Anies Baswedan, Jakarta Selatan, Minggu (24/3/2024) malam.


Ketua Gerakan TurunTangan, M Chozin Amirullah mengatakan bahwa Ayo Pulang diterjemahkan sebagai wadah bagi siapa saja yang selama 10 tahun lebih ikut menuntaskan berbagai permasalahan yang ada di sekitar.


"Dalam kurun waktu 10 tahun ini setidaknya terdapat total 96 TurunTangan yang tersebar di berbagai daerah. Selain itu juga ada sebanyak 15 inkubasi yang berhasil dilahirkan," ujar Chozin saat menyampaikan laporan di depan.


Chozin juga menyebutkan bahwa setidaknya terdapat lebih dari 200 project di daerah-daerah yang hingga saat ini masih terus berjalan dan digerakkan oleh para relawan.


Project tersebut terbagi atas lima bidang, yaitu: pendidikan, sosial kemanusiaan, kesehatan, lingkungan, dan edukasi politik.


Lebih lanjut, Chozin menginformasikan tidak hanya struktur Direktur Eksekutif yang memang saat ini masih dalam proses re-generasi. Tetapi jajaran Dewan Pembina mulai dari Ketua, Sekretaris, hingga Bendahara pun juga mengalami pergantian.


"Jadi memang saya ini kan sudah lumayan lama ya. Sekitar (kurang lebih) 7 tahun saya menjabat sebagai Ketua Gerakan TurunTangan. Maka dari itu, sudah saatnya gerakan ini mengalami re-generasi supaya lebih fresh dan segar," kata Chozin.


Kemudian dalam kesempatan yang sama, Founder Gerakan TurunTangan, Anies Baswedan mengibaratkan TurunTangan adalah sesuatu yang berdampak besar bagi masyarakat.


"Memang TurunTangan ini besar karena jumlah di daerah yang saat ini banyak. Tetapi di masing-masing daerah kan anggotanya tidak terlalu banyak. Jadi bisa dikatakan TurunTangan ini berawal dari hal-hal kecil di daerah tapi punya dampak yang besar," kata Anies.


Anies mengaku merasa bersyukur sebagian atau perwakilan dari yang pernah terlibat di Gerakan TurunTangan dapat berkumpul dan bersilaturahmi menuju keberkahan.


Ia berharap, hal ini dapat menguatkan semangat di antara ratusan ribu relawan yang hadir. Sehingga dapat menjadi pendorong penggerak perubahan bagi Indonesia.


"Saya berterima kasih bagi siapa saja yang sudah pernah dan selalu terlibat. Semoga ini menjadi forum untuk menguatkan network, silaturahmi, dan mempercepat pergerakan kita untuk berdampak bagi masyarakat," tutur Anies.


Sebagai informasi, Ayo Pulang merupakan project tahunan yang diselenggarakan oleh Gerakan TurunTangan pada saat Bulan Ramadhan.


Selain reuni antar relawan, tujuan diadakannya Ayo Pulang ini adalah untuk menjejaringkan para relawan yang tersebar di berbagai daerah. Harapannya, agar mereka dapat saling kolaborasi untuk terus berdampak.


Setelah reuni para relawan di Pendopo Anies Baswedan, salah satu rangkaian Ayo Pulang 2024 kali ini adalah Takjil On The Road (TOTR).


Untuk mendukung TOTR tersebut, Gerakan TurunTangan mengajak orang baik untuk terlibat dengan memberikan donasi yang dapat disalurkan melalui: Nomor rekening: 033901001501567 (BRI) a.n. Yayasan TurunTangan (Sertakan angka 88 di belakang nominalnya, misalnya Rp 2.000.088,-).

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi: Leonardus Wical Zelena Arga di +62 813-8721-2897.***

Armina Kristine Vicente, Muallaf Asal Filipina

KASATMATA.COM
- Persepsi tentang Islam di Filipina itu negatif, karena di daerah selatan itu kalau orang yang beragama Islam identik dengan teroris dan memiliki istri banyak. 


Demikian disampaikan Armina Kristine Vicente dalam webinar "Inspirasi Taqorrub-Ilalloh Lewat Kisah Perjalanan-Spiritual Para Tokoh: Edisi Muslimah/Muallaf Asal Filipina" yang diselenggarakan oleh The Lead Institute Universitas Paramadina secara daring Jumat (23/3/2024).


Armina adalah seorang mualaf asal Filipina menikah dengan pria asal Indonesia dan hidup di Jakarta. 

“Salah satu peristiwa penting dalam hidup saya adalah saat memutuskan untuk memeluk agama Islam. Proses konversi agama ini tidaklah mudah, memakan waktu selama tiga tahun (1997-2000). Namun, hal ini membawa kedamaian dan kebahagiaan dalam hidup saya.” Paparnya.


Armina juga menjelaskan perbedaan Islam di Filipina dengan di Indonesia

“Di Filipina orang muslim sedikit, belum sampai 10 persen. Jadi, jadi kalau aku lihat muslim itu misalnya ibu-ibu di pasar, banyak juga diberitakan di televisi, muslim di daerah selatan itu yang teroris tidak ada muslim yang baik-baik.” Ujarnya.


Ia juga menceritakan kisah awal masuk Islam

“Dekat dengan pria asal Indonesia dari 1997 sampai 2000, saya dikenalkan dengan agama Islam. Jadi prosesnya memang pelan, awal pacaran suami saya mengajak, ikut yuk syahadat. Saya tidak tahu syahadat itu apa, jadi ya saya ikut aja. Jadi saya seperti merasa dijebak, hehe. Lama-lama saya diajari bagaimana shalat, mengaji, berdoa. Karena di Filipina tidak ada yang bisa ditanya karena mayoritas Katolik dan Kristen.” Ungkapnya.


Armina juga menceritakan kesannya setelah memeluk Islam 

“Beda banget ya, pada awalnya memang saya merasa beban, kenapa sih shalat harus lima waktu. Ini ada shalat, ada puasanya, ada ini ada itu, ada perintah perintah yang kok rasanya ribet amat. Tapi lama-lama kemudian pas udah paham ternyata cocok buat saya. Saya mengerti, lama-lama saya berpikir ini lebih baik daripada agama-agama sebelumnya yang saya ikuti.” Jelasnya.


Dr. Phil, Suratno menjelaskan bagaimana proses seseorang dalam proses konversi agama. 

“Dalam perspektif teologis tentu karena adanya ‘hidayah’ atau petunjuk Tuhan. Jadi kalau ada orang pindah agama dalam prespektif teologi ya karena hilangnya hidayah Kalau dalam perspektif teologis, Ibu Armina mendapat petunjuk hidayah, suaminya atau pacarnya itu wasilah saja perantara.”


Suratno juga menjelaskan dari sisi Islam. 

“Yang paling banyak dirujuk misalnya bahwa kullu mauludin alal fitrah, fitrah itu ya termasuk fitrah majbullah. Kemudian ada ayat Al-quran bahwa orang tua mereka yang menjadikan anak mereka menjadi Yahudi, Nasrani dan sebagainya.”


Menjelaskan dari sisi prosesnya menurutnya yang paling banyak dipakai adalah teori lima masa-nya Zakiyah Daradjat. 


“Secara umum proses konversi itu meliputi lima tahap, yakni: masa tenang pertama, masa ketidaktenangan/konflik, masa terjadinya konversi, keadaan tenang dan tenteram, dan ekspresi konversi dalam hidup.” Pungkasnya.***


Oleh: Yusuf Blegur


UPAYA mengalahkan  Anies pada pilpres 2024 beraroma busuk kecurangan pemilu yang terstruktur, sistematis dan masif. Pada hakekatnya menjadi kemenangan moral dan ketinggian  martabat Anies. 


Konspirasi kejahatan rezim kekuasaan tanpa disadari sebenarnya sedang membuka jalan bagi datangnya kebenaran dan keadilan yang ekspresif.


Islam menuturkan lewat hadis bahwasanya dunia tak ubahnya seperti  bangkai seekor kambing yang cacat pula. Namun Rasullulah menegaskan walaupun demikian betapa banyak orang memperebutkannya bahkan dengan segala cara dan sanggup mengorbankan apapun. 


Rasulullah berabad-abad yang lalu mewanti-wanti, dunia yang hina ini akan menjadi ujian bagi orang-orang yang beriman.


Anies terlihat sesungguhnya memahami dan memaknai persfektif Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang visioner tersebut. Anies tak ubahnya sedang menghadapi dunia, permainan yang melalaikan dan penuh tipu daya. 


Namun Anies menyadari biar bagaimanapun bobroknya dunia termasuk Indonesia adalah medan perjuangan, sarana mencapai kesejatian akherat.


Pilpres 2024 yang dipenuhi kecurangan bahkan layak disebut kejahatan yang terstruktur, sistematis dan masif, menjadi ujian bagi integritas seorang Anies. 


Pikiran, ucapan dan tindakan Anies dalam membawa semangat perubahan dan perbaikan  bagi republik seperti menyusuri jalan setapak di bibir jurang yang tajam dan curam. 


Rekam jejak, rekam karya dan rekam prestasi membanggakan  yang menjadi syarat mutlak sekaligus fundamental karakter pemimpin dalam mengusung cita-cita kemakmuran dan keadilan suatu bangsa, harus tersingkir sementara menghadapi konspirasi jahiliyah. 


Negara telah menjadi alat dari konsorsium kejahatan formal dan konstitusional. Kekuasaan, uang dan jabatan semakin manifes dalam setan modern berwujud manusia di kalangan elit negeri ini.


Skenario jabatan tiga periode, upaya penundaan pemilu hingga cawe-cawe presiden menjadi konstruksi pemilu tanpa norma, etika dan moralitas. Pilpres 2024 telah membuktikan sindikasi kejahatan konstitusi dan demokrasi, membunuh rasa kemanusiaan dan Ketuhanan. 


Telanjang dan cukup detail kejahatan pemilu dipertontonkan hingga ke seantero dunia. Tak cukup sekedar menyingkirkan Anies saat membawa amanat rakyat yang terpinggirkan dan begitu berjaraknya dengan negara. 


Pilpres 2024 menjadi orkestrasi politik dinasti yang perlahan tapi pasti menggusur negara republik menjadi negara monarki.


KPU, MK dan DPR menjadi  moncong oligarki sekaligus garda terdepan kebiadaban pemerintahan.


Menjadi kapitalis, menjadi komunis, hingga Machiavellis dalam tata-kelola negara  berujung rezim kekuasaan yang menindas, dzolim dan represif. 


Rakyat selalu menjadi korban dan bulan-bulanan keserakahan dan kerakusan aparatur negara yang berlindung pada kepercayaan dan mandat rakyat. 


Dunia senantiasa berada dalam kegelapan sejak zaman jahiliyah sampai zaman modern sekalipun. 


Termasuk  Indonesia, tak sedikitpun bisa terhindar menghirup udara dari atmosfer global yang hipokrit. 


Bisa kah Anies bertahan dari polusi mental dan kejiwaan sebuah bangsa yang sedang sakit?. Sanggupkah ia menjadi oposisi yang sejatinya merupakan kesadaran memisahkan yang hak dan batil?. 


Akankah Anies tetap menjadi lilin-kilin kecil bagi mata hati dalam buta meraba keadilan dan  kesejahteraan rakyat Indonesia?. 


Tapi lepas  dari semua itu, yang terpenting mampukah Anies bertahan dari kelelahan dan tertatih-tatih menghidupi kebenaran dan menyuarakan kejujuran meski diterpa badai fitnah dan persekonggkolan  kejahatan atas nama negara?.


Setia kah Anies pada Kehormatan yang kian kental menjadi ruh dan raga konstruksi jalan politiknya?. Menjaga ahlak, menjaga kebersihan hati dan ketulusannya meski dibekap distorsi kekuasaan rezim. 


Kehormatan seorang Anies Baswedan pada hakekatnya telah mampu menjadi pemimpin meski tanpa birokrasi dan protokoler negara, sampai kelak datang pada waktunya. 


Kehormatan seorang Anies Baswedan dalam spirit “amar maruf nahi munkar” yang terus menghidupi kemanusiaan dan Ketuhanan dalam jiwanya. Aamiin.


Jangan takut, jangan mundur dan jangan menyerah menyuarakan dan menegakan kebenaran.***


KASATMATA.COM
- Perusahaan pelopor penerapan teknologi AI dalam pendidikan Bahasa Indonesia, Vokal.ai kali ini meluncurkan inovasi terbarunya berupa aplikasi belajar mengaji, masih dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI); ngaji.ai


Teknologi AI yang dikembangkan Vokal.ai membuat aplikasi ini mampu mendeteksi akurasi pelafalan bacaan Al-Qur’an melalui teknologi Automatic Speech Recognition (ASR), agar proses belajar mengaji dapat dilakukan secara mandiri. 


Peluncuran ini dibuka dengan sambutan dari  Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A. Dengan peluncuran ngaji.ai, di bulan Ramadan tahun ini, masyarakat bisa memanfaatkan waktu memperdalam kecakapan dan pemahamannya terhadap kalam Ilahi. 


Prof. Dr. Sutarto Hadi, Co-founder dari ngaji.ai memaparkan latar belakang dibuatnya aplikasi bahwa Indonesia sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim, di mana 91 persen warga muslim memiliki pandangan bahwa kemampuan membaca Al-Qur’an penting untuk dimiliki.  


"Selama ini, orang tua biasanya memanggil guru untuk belajar mengaji di rumah, atau mendaftarkan anaknya ke TPA/TPQ, dan jarang ada pilihan lain. Selain itu, ada juga keinginan memperdalam kemampuan membaca ayat-ayat suci Al-Quran di diri muslim dewasa, namun ada rasa malu dan enggan untuk belajar lagi dari guru,” papar Profesor Sutarto Hadi yang juga Guru Besar FKIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Banjarmasin.


Dengan latar belakang itulah, diluncurkan ngaji.ai,  aplikasi berbasis artificial intelligence dan automatic speech recognition, yang dapat memberi feedback untuk membantu pengguna mengetahui apakah pengucapannya sudah benar atau belum. 


Aplikasi ini juga menjawab tantangan proses belajar mengaji yang lebih fleksibel dan tanpa batas, sehingga siapapun bisa belajar mengaji di manapun, kapanpun dan di usia berapapun, jadi tidak ada alasan lagi untuk tidak belajar mengaji.


Pembelajaran dengan ngaji.ai menerapkan scoring system, dimana pengguna akan mendapatkan nilai ketika menyelesaikan materi belajar dan mengerjakan latihan. 


Pengguna juga bisa memantau kemajuan belajarnya yang dibagi menjadi 3 tahapan yaitu pemula, menengah, dan mahir, yang diukur berdasarkan total skor yang dikumpulkan. 


Terdapat juga papan peringkat sebagai salah satu fitur gamification yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi pengguna untuk belajar terus. 


Pengguna juga dapat melihat detail pencapaian yang didapat oleh pengguna lain, serta dapat membagikan pencapaian ke media sosial.


Banyak fitur yang dapat dinikmati melalui ngaji.ai, salah satunya, pengguna dapat mengetahui jadwal salat berdasarkan lokasi, dengan notifikasi waktu salat dan berbuka, serta mengetahui arah kiblat dengan koordinat yang tepat.  


Bagi pengguna yang ingin memeriksa kemampuan tadarus, fitur ASR pada menu tadarus bisa mendeteksi kelancaran pengguna mengaji. 


Fitur exam juga dapat memastikan pengguna sudah menguasai materi dengan tepat atau masih ada area yang bisa diperbaiki. Ngaji.ai juga memiliki fitur rekomendasi ayat setiap hari untuk pendalaman ayat-ayat Al-Quran selama bulan Ramadan


Martijn Enter, Founder Vokal.ai turut menjelaskan tentang tim yang terlibat di belakang ngaji.ai.

“Aplikasi ngaji.ai telah dikembangkan sejak 2020 ini menggunakan teknologi yang dikembangkan bersama oleh para expert asal Indonesia dan Belanda di bidang data collection, materi pembelajaran mengaji, IT, dan machine learning,” menurut Martijn Enter. 


Martijn Enter kemudian menambahkan lagi, “Menurut pendapat saya, masa depan AI di dunia pendidikan Indonesia memiliki potensi yang besar sekali untuk kemajuan dan transformasi. AI dapat menyesuaikan pengalaman belajar berdasarkan kebutuhan masing-masing pelajar dan gaya belajar, sehingga bisa menghasilkan pengertian yang lebih dalam dan interaksi lebih baik. Aplikasi ngaji.ai dapat menyesuaikan level kesulitan dan kecepatan belajar berdasarkan performa pengguna, sehingga memastikan adanya kemajuan pemahaman dan menghindari pengguna hilang motivasi untuk belajar.”


Membuka acara ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A. menyambut kehadiran aplikasi ngaji.ai yang merupakan karya kolaborasi praktisi industri kreatif asal Indonesia dan Belanda. 


“Kehadiran ngaji.ai telah mengkonfirmasi sikap Kemenparekraf, bahwa kehadiran Artificial Intelligence tidak akan merugikan sektor kreatif, tetapi justru dengan pengaplikasian yang tepat, bisa memberikan dampak positif. Banyak sekali fitur-fitur di ngaji.ai yang membuat belajar mengaji dan ibadah di bulan Ramadan nanti jadi lebih menyenangkan,” tutur Sandiaga Uno.


Berbagai teknologi yang dikembangkan serta fitur yang diberikan membuat ngaji.ai dapat memastikan proses belajar mengaji yang baik dengan pencapaian terukur layaknya belajar mengaji langsung dengan guru. 


Proses pembelajaran dan fitur tambahan di ngaji.ai membuat aplikasi ini dapat digunakan oleh anak sejak usia 3 tahun hingga orang dewasa, juga dapat digunakan kapan saja, di mana saja. Menjelang Bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah, ngaji.ai dapat menjadi alternatif platform untuk memaksimalkan ibadah sepanjang bulan suci. 


Aplikasi ngaji.ai sudah tersedia bagi pengguna Android dan IOS, dan dapat diunduh melalui Play Store dan App Store.***

Foto: Pexels.com

KASATMATA.COM
– Konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel, telah memakan banyak korban jiwa yang membuat seruan boikot semakin berkembang dalam 3 bulan terakhir. Aksi ini ditujukan pada produk-produk dari perusahaan yang dicurigai mendukung atau berafiliasi dengan Israel. 


Jakpat melakukan survei untuk mengetahui perubahan perilaku konsumen setelah isu boikot berkembang. Survei yang melibatkan 1285 responden ini menjelaskan pilihan produk alternatif apa saja yang dipilih, dan kemungkinan penggunaan atau konsumsi kembali pada merek fast food, food & beverage, juga merek fashion, makeup dan personal care yang diboikot.


Survei menunjukkan mayoritas dari responden sudah mengetahui dan mengikuti informasi mengenai isu boikot. Di sisi lain, mereka juga turut melakukan aksi boikot, khususnya bagi Gen Z (73%). Selain itu, aksi ini lebih banyak dilakukan oleh orang-orang yang berada pada status sosial ekonomi menengah (70%).


Bagi yang tidak melakukan boikot produk, mereka mengaku jika mendoakan dan berdonasi menjadi cara lain dalam mendukung Palestina. Donasi dilakukan oleh setiap generasi, khususnya Gen X (46%) dan orang-orang yang berada di status sosial ekonomi rendah (55%).


“Dukungan terhadap aksi boikot terhadap produk yang berafiliasi dengan Israel dan turut serta berdonasi menjadi bagian upaya dari masyarakat untuk menunjukkan solidaritas terhadap rakyat Palestina dan menekankan pentingnya perdamaian dan keadilan,” jelas Research Lead Jakpat, Septiana Widi Sugiastuti.


Tantangan & Kesulitan dalam Melakukan Aksi Boikot 

Menghindari produk yang biasanya digunakan atau dikonsumsi, menjadi tantangan utama yang dihadapi oleh mereka yang melakukan aksi boikot. Selain itu, sudah memiliki barang dari produk yang diboikot (44%), adanya diskon (39%), hingga tidak memiliki produk alternatif (36%) juga menjadi alasannya.


Dengan melakukan aksi boikot, responden berharap jika brand atau perusahaan yang diboikot berhenti mendukung Israel (75%), dan mereka juga berharap produk lokal atau UMKM yang mendukung Palestina semakin berkembang.


“Hal tersebut dapat menjadi peluang besar bagi para pengusaha lokal & UMKM untuk menyediakan produk-produk substitusi dengan harga dan kualitas yang sesuai dengan preferensi konsumen,” jelas Septiana.


Produk Alternatif di Setiap Kategori 

Survei menyoroti produk-produk alternatif yang dipilih pada setiap kategori. Pada konsumsi fast food, Richeese Factory dan Sabana Fried Chicken menjadi pilihan teratas sebagai merek fast food alternatif. 


Jika dilihat berdasarkan generasi, Richeese Factory menjadi pilihan teratas Gen Z (22%), sedangkan Milenial lebih memilih Sabana Fried Chicken (16%), dan Gen X memilih Hokben (16%) setelah kedua merek sebelumnya. 


Lalu, pada penggunaan fashion, lokal brand menjadi pilihan merek fashion teratas sebagai alternatif untuk menggantikan merek yang diboikot. Seperti EIGER (43%) dan Erigo (43%) yang menempati posisi pertama dan kedua, lalu Uniqlo (37%), diikuti 3SECOND (33%), dan BERRYBENKA (16%). 


EIGER lebih banyak dipilih oleh Milenial dan Gen X, sedangkan Gen Z lebih banyak memilih Erigo sebagai merek fashion alternatif mereka. 


Mayoritas responden mengaku jika mereka tidak berencana untuk mengkonsumsi atau menggunakan kembali produk yang sudah diboikot, khususnya Milenial di setiap kategori. 


Meskipun begitu, sebagian responden menyatakan bahwa jika perusahaan yang bersangkutan tidak lagi mendukung Israel, mereka akan mempertimbangkan kembali untuk mengkonsumsi atau menggunakannya kembali.***



KASATMATA.COM
- Pelanggaran-pelanggaran dan penyelewengan sudah terjadi, sehingga tidak dapat diubah lagi. Tetapi kampus harus terus mendorong setiap permasalahan mengenai kecurangan-kecurangan dalam pemilu.


Demikian disampaikan Pipip A. Rifai Hasan dalam diskusi yang diselenggarakan Universitas Paramadina, PIEC dan Yayasan Persada Hati yang mengangkat tema “Puasa dan Introspeksi Kebangsaan. Acara diadakan di Universitas Paramadina Cipayung pada Jumat (22/3/2024), dimoderatori oleh Taufik Hidayatullah.


Masih menurut Pipip yang juga merupakan Ketua Paramadina Institute of Ethics and Civilization (PIEC) bahwa pada saat momen puasa ini seharusnya dapat melahirkan perilaku sesuai ajaran islam.


“Puasa yang tidak hanya bersifat ritual saja tetapi juga dengan konsekuensi sosial. Sebenarnya suara yang ada saat ini mengenai pemilihan presiden dan lain sebagainya, seharusnya sudah ada suara dan gagasan dari kampus sejak awal.” Katanya.  


Handi Risza Idris, Wakil Rektor Universitas Paramadina memandang bahwa Paramadina sebagai sebuah lembaga tempat untuk menyampaikan berbagai aspek mengenai pemikiran-pemikiran kebangsaan.  


“Dalam konteks kebangsaan, banyak sekali spekulasi yang membuat kita sebagai masyarakat bertanya-tanya mengenai pemerintahan saat ini. Dalam konteks kebangsaan, ini dianggap sebagai Machiavelli baru atau asal menang dan semuanya dipandang atas dasar kekuasaan” ujar Handi.


Handi mengingatkan pada pemilu lalu, aktor yang ada sebenarnya sama. Sehingga yang membedakan hanya waktu saja. 


“Perbuatan dengan menghalalkan berbagai cara terus dilakukan, maka dikhawatirkan akan terjadi kembali pada pemilu 2029 nanti” tuturnya.


Dalam paparannya Handi menyatakan bahwa pada dasarnya kebijakan publik akan baik, jika penyelenggaraan pemilunya berjalan dengan baik. 


“Dalam konteks ramadhan, tulisan Cak Nur memiliki semangat atau ruh untuk terus memperbaiki keadaan bangsa. Sehingga value mencintai negara, mencintai agama dan mencintai ilmu pengetahuan.”  


Handi melihat bagaimana pemimpin itu dipergilirkan masuk di dalamnya orang-orang yang fasik. “Self correction atau self examination dapat merubah kebiasaan-kebiasaan, jika tidak dilakukan akan pergi begitu saja dan tidak membawa keuntungan” imbuhnya.


“Jika yang berbuat salah tidak pernah dihukum, maka akan terus berulang kejadian-kejadian seperti ini. Dampaknya akan dirasakan oleh yang muda-muda, sehingga harus dihimbau, disuarakan dan diajak untuk melakukan koreksi diri, koreksi perjalanan bangsa kita saat ini apakah sudah benar. Menjalankan pemerintahan negara ini dengan jujur dan terbuka” pungkas Handi.***